Cerita Mempertahankan Adat, Masuk Nominasi
Ketika Siswa SMA di Daerah Tertinggal Membuat Film
Ketika Siswa SMA di Daerah Tertinggal Membuat Film
Walau tak memiliki jurusan perfilman, siswa SMAN 1 Sijunjung justru
masuk nominasi nasional, setelah film garapan mereka berjudul “Cinto
Tabateh Adaik” masuk 10 besar dalam Festival Film Pelajar Indonesia.
Film garapan Rizqi Cs itu menyingkirkan ratusan film karya siswa
sekolah-sekolah ternama di tanah air.
Beberapa siswa kelas 1
hingga kelas 3 berkumpul di ruangan Kepala SMAN 1 Sijunjung Jontridel
Efendi, kemarin. Para siswa tersebut dikumpulkan bukan karena telah
melakukan pelanggaran, tapi merencanakan keberangkatan ke Jakarta
memenuhi undangan Indie Short Love Movie Festival (Insomnia 2014).
Sepuluh siswa itu diundang ke Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail
di Kuningan Jakarta Selatan pada 7 Maret nanti, karena film berdurasi
10 menit hasil garapan siswa tersebut masuk 10 besar nasional dalam
ajang Festival Film Pelajar Indonesia.
Film pendek karya mereka berhasil menyingkirkan ratusan film hasil siswa sekolah-sekolah ternama di seluruh Indonesia.
Film berjudul “Cinto Tabateh Adaik” itu bercerita tentang dua remaja
bernama Hamka dan Dewi yang menjalin hubungan asmara. Namun karena
lahir dari suku yang sama, hubungan keduanya dihalangi orang tua
dan ninik mamak.
Akhirnya Hamka dan Dewi diminta memutuskan hubungannya demi mempertahankan adat.
Alur cerita yang menggambarkan tingginya nilai adat di Ranah Minang
itu memiliki cerita bernilai pendidikan adat yang sangat kental di
tengah masyarakat.
“Salah satu yang menjadi pertimbangan juri
adalah film ini menggambarkan bagaimana kerasnya masyarakat Minang
dalam melestarikan adatnya. Selain itu, kami juga masih memakai bahasa
Minang dalam dialognya,” ujarnya.
Dalam film ini juga
tergambar, walaupun hubungan perasaan sudah kuat antara dua
pasangan, namun jika memiliki pertalian suku, ada dilema dan
keputusan yang berat harus diambil. “Film Cinto Tabateh Adaik ini yang
menjawabnya,” sebut dia.
Siswa yang berperan dalam film yang
diundang ke Jakarta adalah Rizqy Vajra, Robby Yulhansyah, Vinny Natasya
Utari, Ranti Wulandari, Engla Oktavia, Hanif Aulia Fikri, Rakha Panji
Diantama, Midle Four, Satrya Dita Alqorny, dan Fadhila Dwi Putri.
Bagi Rizqy dan rekan-rekannya, prestasi bidang perfilman tersebut
bukanlah yang pertama. Pada akhir tahun lalu, film dokumenter yang
disutradarai siswa kelas 3 jurusan IPA itu juga berhasil meraih juara 1
dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diadakan Himpunan Mahasiswa
Biologi (Himabio) Unand se-Sumatera, Jawa dan Bali.
Film
Dokumenter berjudul “Adat Jagalah Hutan Kami” itu mendapat perhatian
para juri dalam penilaian di ajang Lobi LKTI. Film itu menceritakan
bahwa yang berperan dalam menjaga dan melestarikan hutan bukan hanya
masyarakat, tapi juga adat.
Disebutkan remaja bernama lengkap
Rizqy Vajra J itu, prestasi yang diperoleh tersebut hasil doa dan
dukungan pihak sekolah. “Kerja sama tim juga sangat menentukan
keberhasilan kami dalam berkarya. Kami saling mengisi kekurangan
dalam menggarap film tersebut, sehingga hasil maksimal yang diharapkan
bisa tercapai,” ungkap siswa kelas 2 IPA 1 itu.
Kepala SMAN 1
Sijunjung Jontridel mengatakan, apa yang telah dicapai siswanya tidak
hanya membanggakan sekolah, namun juga seluruh masyarakat Sijunjung
dan pemerintah daerah.
Meski Sijunjung masuk daerah tertinggal,
tapi anak-anak daerah ini tetap bisa bersaing dengan siswa daerah
lainnya di Indonesia. Tidak hanya dalam lomba ini, tapi juga peduli
dalam berbagai gerakan sosial.
Ketua OSIS SMAN 1 Sijunjung Bima
mengatakan, kegiatan siswa SMAN 1 Sijunjung tidak sebatas perlombaan
saja. Selain itu, mereka juga bakti sosial mengumpulkan sejumlah
bantuan berupa 4 karung beras, sejumlah alat tulis dan pakaian layak
pakai untuk diserahkan ke Panti Darul Jannah dan Panti Nurul Iman di
Kecamatan Koto VII. “Kita berhasil memberikan bantuan kepada dua panti
asuhan yang ada di kecamatan Koto VII. Mudah-mudahan kegiatan ini terus
berlanjut,” ungkap Ketua OSIS SMAN 1 Bima.
sc.Padek
sc.Padek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar