Minggu, 28 September 2014

Cerita Mempertahankan Adat, Masuk Nominasi
Ketika Siswa SMA di Daerah Tertinggal Membuat Film
Walau tak memiliki jurusan perfilman, siswa SMAN 1 Sijunjung justru masuk nominasi nasional, setelah film garapan mereka berjudul “Cinto Tabateh Adaik” masuk 10 besar dalam Festival Film Pelajar Indonesia. Film garapan Rizqi Cs itu menyingkirkan ratusan film karya siswa sekolah-sekolah ternama di tanah air.
Beberapa siswa kelas 1 hingga kelas 3 berkumpul di ruangan Kepala SMAN 1 Sijunjung Jontridel Efendi, kemarin. Para siswa tersebut dikumpulkan bukan karena telah melakukan pelanggaran, tapi merencanakan keberangkatan ke Jakarta memenuhi undangan Indie Short Love Movie Festival (Insomnia 2014).
Sepuluh siswa itu diundang ke Ge­dung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail di Kuningan Jakarta Selatan pada 7 Maret nanti, karena film berdurasi 10 menit hasil garapan siswa tersebut masuk 10 besar nasional dalam ajang Festival Film Pelajar Indonesia.
Film pendek karya mereka berhasil menyingkirkan ratusan film hasil siswa sekolah-sekolah ternama di seluruh Indonesia.
Film berjudul “Cinto Ta­ba­teh Adaik” itu bercerita ten­tang dua remaja ber­nama Ham­ka dan Dewi yang men­jalin hu­bu­ngan asmara. Namun karena lahir dari suku yang sama, hu­bungan ke­dua­nya di­halangi orang tua dan ninik ma­mak.
Akhirnya Hamka dan Dewi diminta memutuskan hu­bu­ngan­nya demi mem­­­­per­ta­han­kan adat.
Alur cerita yang meng­gam­barkan tingginya nilai adat di Ranah Minang itu memiliki cerita bernilai pendidikan adat yang sangat kental di tengah ma­sya­rakat.
“Salah satu yang menjadi pertimbangan juri adalah film ini menggambarkan bagai­ma­na kerasnya masyarakat Mi­nang dalam melestarikan adat­nya. Selain itu, kami juga masih memakai bahasa Minang da­lam dialognya,” ujarnya.
Dalam film ini juga ter­gam­bar, walaupun hubungan pera­saan sudah kuat antara dua pa­sa­ngan, namun jika memiliki per­ta­lian suku, ada dilema dan keputu­san yang berat harus diambil. “Film Cinto Tabateh Adaik ini yang menjawabnya,” sebut dia.
Siswa yang berperan dalam film yang diundang ke Jakarta adalah Rizqy Vajra, Robby Yul­hansyah, Vinny Natasya Utari, Ranti Wulandari, Engla Oktavia, Hanif Aulia Fikri, Rakha Panji Diantama, Midle Four, Satrya Dita Alqorny, dan Fadhila Dwi Putri.
Bagi Rizqy dan rekan-re­kannya, prestasi bidang per­fil­man tersebut bukanlah yang pertama. Pada akhir tahun lalu, film dokumenter yang disu­tra­darai siswa kelas 3 jurusan IPA itu juga berhasil meraih juara 1 dalam Lomba Karya Tulis Il­miah (LKTI) yang diadakan Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) Unand se-Sumatera, Jawa dan Bali.
Film Dokumenter berjudul “Adat Jagalah Hutan Kami” itu mendapat perhatian para juri dalam penilaian di ajang Lobi LKTI. Film itu menceritakan bahwa yang berperan dalam menjaga dan melestarikan hu­tan bukan hanya masyarakat, tapi juga adat.
Disebutkan remaja ber­na­ma lengkap Rizqy Vajra J itu, prestasi yang diperoleh tersebut hasil doa dan du­ku­ngan pihak sekolah. “Kerja sama tim juga sangat me­nen­tukan keber­ha­silan kami dalam berkarya. Kami saling mengisi keku­ra­ngan dalam menggarap film tersebut, sehingga hasil mak­simal yang diharapkan bisa tercapai,” ungkap siswa kelas 2 IPA 1 itu.
Kepala SMAN 1 Sijunjung Jon­tridel mengatakan, apa yang te­lah dicapai siswanya tidak ha­nya membanggakan sekolah, na­mun juga seluruh ma­sya­rakat Si­junjung dan pemerintah daerah.
Meski Sijunjung masuk dae­rah tertinggal, tapi anak-anak daerah ini tetap bisa ber­saing dengan siswa daerah lainnya di Indonesia. Tidak hanya dalam lomba ini, tapi juga peduli dalam berbagai gerakan sosial.
Ketua OSIS SMAN 1 Si­jun­jung Bima mengatakan, kegia­tan siswa SMAN 1 Sijunjung tidak sebatas perlombaan saja. Selain itu, mereka juga bakti sosial mengumpulkan sejum­lah bantuan berupa 4 karung beras, sejumlah alat tulis dan pakaian layak pakai untuk dise­rah­kan ke Panti Darul Jannah dan Panti Nurul Iman di Keca­matan Koto VII. “Kita berhasil memberikan bantuan kepada dua panti asuhan yang ada di kecamatan Koto VII. Mudah-mudahan kegiatan ini terus berlanjut,” ungkap Ketua OSIS SMAN 1 Bima.
sc.Padek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar